Sabtu, 03 Januari 2009

Perang Akhir Zaman

Yahudi Iran Protes Kejahatan Perang Israel Di Gaza


Tehran ( Berita ) : Kelompok yang berbeda dari komunitas Yahudi Iran berkumpul di depan kantor PBB di Tehran Selasa memprotes kejahatan perang Israel dan pembunuhan warga tak berdosa di Jalur Gaza.

Para pengunjuk rasa, yang disertai wakil komunitas Yahudi di Majlis, Siamak Mara-Sedq, membawa poster-poster anti-Israel dalam bahasa Farsi dan Ibrani.

Para pengunjuk rasa yang mengutuk serangan-serangan biadab Israel atas warga Gaza yang tak berdaya selama empat hari berturut-turut, menyerukan pemulihan perdamaian dan keamanan di kawasan itu.

Turut serta dalam aksi itu Ketua Asosiasi Yahudi Iran, Rahmatollah Rafi. “Kami di sini menyampaikan dukungan dan simpati kami dengan bangsa Palestina,” katanya.

Dia mengatakan, pemenang akhir perang ini adalah rakyat Gaza dan menambahkan negara-negara Islam harus menjadi kekuatan besar dan kuat melawan Israel dan hendaknya bersatu serta bekerja sama.

Pemimpin Yahudi itu juga mengecam pemerintah Arab tertentu karena diam saja terhadap aksi tak berperikemanusiaan Israel di Gaza dan seluruh kawasan Palestina.

Pesawat-pesawat tempur Israel menyerang sasaran-sasaran di Gaza pada Sabtu yang menewaskan lebih 400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta menciderai 1.700 lainnya.

Pusat-pusat kesehatan di Gaza mengumumkan pada Senin bahwa mereka tak lagi dapat menyediakan perawatan medis kepada para korban karena jumlah mereka yang bertambah.

Kejahatan Israel terhadap kemanusiaan di Gaza memicu gelombang kecaman oleh kamum Muslim dan non-Muslim di pelbagai pelosok dunia. Rakyat menyatakan kemarahan dan kebencian dengan melakukan unjuk rasa yang menyerukan organisasi-organisasi internasional dan negara-negara Barat membantu menghentikan pertumpahan darah warga tak berdosa oleh penjahat perang Israel.

Selama empat hari terakhir unjuk rasa diadakan di depan kantor PBB di ibukota Iran itu oleh berbagai kalangan yang menyerukan badan itu mengambil tindakan untuk menghentikan pembunuhan secara biadab oleh Israel. Mereka juga mengutuk diamnya komunitas internasional dan juga negara-negara Arab tertentu atas kejahatan terhadap warga tak berdosa di Gaza. (ant/irna/Oana )


Perang, Israel, dan Palestina (Hamas)




Seperti yang sudah aku prediksikan, khutbah Jumat hari ini (02/01) pasti dipenuhi dengan topik seputar Israel - Palestina. Sebuah topik yang sebenarnya tidak ingin aku dengar pada sebuah ibadah seperti sholat Jumat. Menutup tahun 2008 dan membuka lembaran baru di 2009 diwarnai tragedi perang berkelanjutan di Jalur Gaza. Israel telah melancarkan pemboman besar-besaran terhadap sasaran HAMAS di Jalur Gaza, sebagai pembalasan atas serangan roket terus-menerus dari daerah kantong kecil itu. Serangan itu telah menewaskan 400 orang lebih dan melukai lebih dari 2000 orang, yang menurut media sebagian besar korbannya adalah rakyat sipil.


Tujuan dari pemboman besar-besaran Israel di Jalur Gaza adalah untuk menggulingkan penguasanya, HAMAS, demikian kata Wakil PM Israel Haim Ramon, dalam komentar yang disiarkan televisi (Senin, 29/12). Haim Ramon telah lama mendesak dilancarkannya serangan besar guna mengakhiri kekuasaan kelompok Islam itu di Jalur Gaza, “Tujuan operasi ini adalah untuk menggulingkahn HAMAS. Kami akan menghentikan serangan dengan segera jika seseorang mengambil tangung-jawab pemerintah itu, siapa saja kecuali HAMAS. Apa yang militer akan lakukan pada saat ini adalah mencegah HAMAS menguasai wilayah itu.”

Perang yang saat ini dikobarkan Israel adalah perjuangan dan pergerakan Zionisme mereka, yaitu gerakan bangsa Yahudi kembali ke Zion, sebuah bukit tempat Kota Yerusalem berdiri. Perebutan tempat itu intensif muncul pada abad ke 19, dengan target berdirinya negara Yahudi di tanah yang saat itu dikuasai Ottoman, Khalifah Ustmaniah di Turki.

Setengah abad kemudian, berdirilah negara Israel, tepatnya pada 15 Mei 1948. Negara yang kontra dengan Israel dilawan dengan agresi militer. PBB mengeluarkan Resolusi 3379 pada 10 Desember 1975 yang menyatakan Zionisme melakukan diskriminasi rasial. Namun pada 16 Desember 1991 resolusi tersebut dicabut.


Perbandingan kekuatan militer Hamas dan Israel. (sumber: tempointeraktif.com)

Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mendapat dukungan kuat Iran yang tidak mengakui Israel sebagai salah satu negara masyarakat internasional.

Tujuh ribu mahasiswa dari kota Isfahan di bagian tengah Iran, Senin (29/12), mendaftarkan diri untuk memerangi Israel. “Pada hari pertama pendaftaran untuk memerangi rejim Zionis dan membantu rakyat Palestina, 7.000 mahasiswa dari berbagai universitas di Isfahan telah menyampaikan kesediaan,” kata Mohammad Zarifi, anggota Perhimpunan Mahasiswa Islam Iran.

Pendaftaran itu dilakukan sehari setelah pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan fatwa yang menyatakan siapa saja yang meninggal dalam perang melawan Israel dan membela Jalur Gaza akan menjadi syahid.

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mendesak agar seluruh negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam untuk mengirimkan tentaranya ke Palestina guna melawan serdadu Israel yang menyerang dan membunuh ratusan warga sipil di Jalur Gaza, Palestina.Front Pembela Islam (FPI) juga telah membuka pendaftaran untuk berangkat perang ke Palestina, dengan tiket one-way.

Selain mengirim tentaranya, HTI juga mendesak kepada berbagai negara Muslim untuk bersatu dan menegakkan sendi-sendi kekhalifahan yang dapat menaungi seluruh umat muslim di dunia.

Sudah bisa ditebak, demo anti Israel -yang juga membawa nama Amerika dan sekutunya- merebak di mana-mana, tidak hanya di negara yang mayoritas muslim, tetapi juga di Amerika dan Uni Eropa. Di Indonesia, isu yang diangkat adalah seputar Islam, kapitalisme, dan penegakan Khilafah.

Sejarah manusia memang selalu diwarnai aksi saling bunuh antar sesama, perang, dan kehancuran, dengan cara dan alasan apapun untuk membenarkannya, termasuk agama.

Aku pribadi tidak yakin semua orang Muslim Palestina tidak ingin hidup damai berdampingan dengan orang Yahudi dan Nasrani. Demikian pula orang Yahudi maupun Muslim di Israel, tidak selamanya mereka mau hidup di bawah bayang-bayang sasaran roket pejuang Hamas. Tetapi, karena isu agama pada perang ini sudah terlanjur merekat kuat, entah sampai kapan militer Israel menggempur daerah yang mereka anggap sebagai basis Hamas, sementara pejuang Hamas dengan roket dan intifada-nya terus menghantui Israel.

Bahkan, mungkin, apabila di dunia ini tidak ada agama, atau di alam sesudah kematian nanti tidak ada akherat (surga dan neraka), kita (manusia) masih tetap akan saling bunuh antar sesama, demi sebuah kekuasaan yang tidak pernah ada batasnya.


Apakah Dunia Hanya Bisa Mengecam ?!!

datafiles_cache_tempimgs_2007_2_anakp_300_0.jpg

anak-palestina-korban-israel2.jpg

korban-israel.jpg

Apakah kita pernah merenung sesaat dan membayangkan seandainya korban-korban perang diatas salah satunya atau mungkin seluruh keluarga kita ? Sesuatu yang mungkin kita tidak pernah ingin peduli atau mungkin masa bodoh tentang mereka, Yang terpenting saat ini kita diberikan oleh Tuhan nikmat sehat dan seluruh keluarga kita juga sehat dan negara ini walaupun masih krisis tidak terjadi perang seperti yang terjadi di Israel dan Palestina saat ini.

Saya sendiri ingin seperti itu dan memang pada kenyataanya saya pribadi tidak bisa berbuat apa-apa dan mungkin hanya bisa berdoa untuk mereka supaya konflik dan perang ini segera berakhir damai dan indah. Namun tetap saja aku ingin menulis tentang perang biadab ini!. Setidaknya walau hanya untuk berbicara yang menurut orang tanpa makna.

Berbicara tentang konflik Israel dan Palestina sebenarnya memang sudah sangat lama sekali dan terus berlangsung dan terus menerus Dan terakhir adalah serangan yang dilakukan oleh Israel yang membunuh ratusan korban tak berdosa. Mereka berdalih bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk mempertahankan diri dari serangan-serangan Hamas.

Melihat konflik ini apa yang dilakukan oleh DUNIA ?Yup, MENGECAM DAN MENGUTUK !!!, hampir semua negara dibelahan dunia mengecam dan mengutuk tentang serangan Israel ini (Kecuali yang pro Israel). Tapi, apakah yang didapat oleh DUNIA dengan adanya cara MENGECAM DAN MENGUTUK serangan ini? Apakah Israel berhenti setelah mendengar bahwa seluruh dunia mengecam dan mengutuk apa yang Israel lakukan?TIDAK !!, fakta itulah yang terjadi, dan buktinya Israel terus-terusan membobardir berbagai tempat di Palestina termasuk diantaranya kampus dan penjara serta tempat-tempat yang lain. Mungkin karena Israel sudah tahu bahwa negara-negara didunia dari dahulu hingga sekarang hanya bisa MENGUTUK DAN MENGECAM apa yang mereka lakukan dan Israel yakin PBB dan negara-negara diseluruh belahan dunia tidak berani melakukan langkah apapun untuk bisa menghentikan mereka.

Selain mengecam dan mengutuk serangan Israel ini PBB dan negara-negara yang mengutuk dan mengecam hanya mengadakan pertemuan khusus yang intinya bagaimana konflik ini bisa diselesaikan dengan damai. TAPI FAKTA yang terjadi hingga detik ini konflik masih saja terjadi dan ratusan korban meninggal dari anak-anak dan wanita tak berdosa menjadi korban konflik ini.

Melalui tulisan ini saya pribadi tidak ingin membenarkan pihak manapun karena menurutku semuanya SALAH, BUKTINYA adalah korban-korban anak-anak dan orang-orang tak berdosa lainya yang menjadi korban mereka. Seandainya mereka mengaku benar tentunya perdamainlah yang seharusnya tercipta !

Untuk PBB sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas perdamaian diseluruh dunia ini karena sudah mempunyai wewenang terbesar dan tertinggi dalam menciptakan perdamaian dibelahan dunia.

Dan menurutku sebuah KEBODOHAN jika sebuah badan tertinggi dunia yang mempunyai wewenang penuh tersebut tidak bisa menyelesaikan konflik yang hanya dilakukan oleh dua negara yang menurutku termasuk negara kecil yaitu Israel dan Palestina. Tentunya saya menunggu langkah-langkah nyata yang akan dilakukan oleh PBB dan juga negara-negara diseluruh dunia yang menyatakan mengecam dan mengutuk setiap tindakan-tindakan yang mengancam dan membunuh orang-orang tak berdosa termasuk anak-anak.



Hentikan Perang






Hujan Bom di Gaza, Bantai 195 Warga Palestina

GAZA CITY - Bumi Palestina kembali membara. Setelah sempat mereda akibat gencatan senjata enam bulan, jet-jet tempur Israel kembali menghujani permukiman penduduk Palestina di seantero Jalur Gaza pada sore kemarin. Negara Yahudi tersebut meluncurkan puluhan misil dari udara dengan dalih menumpas kelompok Hamas yang menguasai Gaza sejak Juni 2007.


Seperti dilaporkan stasiun televisi Al Jazirah yang dilansir dari Reuters tadi malam, akibat serangan mendadak itu, 195 orang dilaporkan tewas dan 310 lainnya luka-luka. Sebagian di antara mereka adalah para pejuang Palestina. Namun, tidak sedikit juga ibu-ibu dan anak-anak yang menjadi korban.

Korban tewas dan luka itu berceceran di jalan. Serangan tersebut juga menyebabkan banyak bangunan dan jalan rusak dan hancur. ''Setidaknya 195 orang tewas dan 300 lainnya luka-luka akibat serangan ini,'' kata Menteri Kesehatan Hamas Bassem Naim kepada AFP.

Jubir Kepolisian Hamas Ehad Ghussein mengatakan, korban paling banyak berada di Kantor Pusat Polisi Hamas. Dia menyebutkan, sekelompok polisi sedang mengadakan upacara kelulusan taruna polisi saat serangan terjadi. Hujan bom itu juga merenggut nyawa Kepala Polisi Hamas Tawfiq Jabber. ''Sejumlah anggota regu yang selamat berlarian membantu korban dan meneriakkan Allahu Akbar, Allahu Akbar,'' katanya.

Di sisi lain Gaza, sembilan orang sipil tewas dan 30 lainnya terluka dalam serangan di tempat pengungsian Khan Younis. Di wilayah itu pula terlihat kawah besar terbentuk di tanah. Paramedis sedang mengevakuasi korban-korban ke dalam ambulans.

Saksi mata mengatakan, serangan dilakukan pesawat dan helikopter tempur saat warga akan mengakhiri aktivitas. Anak-anak juga baru saja meninggalkan sekolah mereka ketika jet-jet tempur Israel melintasi langit Gaza. Said Masri, 57, seorang penjaga toko, mengungkapkan bahwa saat misil maut berjatuhan, kepanikan langsung pecah di mana-mana. Anak-anak berlari kebingungan. Para ibu menghambur ke jalanan untuk mencari anak-anak mereka. ''Israel membakar kota ini semudah saya membakar rokok,'' ungkap Masri sambil mencari putranya yang berusia 9 tahun. Pelabuhan Gaza dan instalasi keamanan Hamas dilaporkan hancur.

Wartawan BBC di Gaza melaporkan, bandar laut Kota Gaza dan instalasi-instalasi keamanan kelompok Hamas rusak berat. ''Asap hitam akibat serangan itu mengepul di seantero kota Gaza,'' lapornya melalui sambungan telepon.

Juru Bicara Militer Israel Avi Benayahu mengonfirmasi bahwa mereka telah melancarkan serangan-serangan udara dan mengatakan bahwa sasaran-sasarannya adalah ''infrastruktur teroris''. Dia menegaskan, pengeboman itu baru langkah awal. ''Ini hanya awal operasi yang dilancarkan setelah keputusan kabinet. Kami belum memastikan berapa lama akan berlangsung dan kami akan beraksi berdasar situasi di lapangan,'' kata Benayahu.

Pengeboman itu, lanjut dia, merupakan balasan dari serangan roket yang dilancarkan kelompok militan di Gaza ke Israel beberapa hari terakhir.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak dalam jumpa pers menyatakan, serangan akan terus ditingkatkan jika kondisi di lapangan membutuhkan. ''Ada waktu untuk tenang dan ada waktu untuk berperang. Dan, sekarang adalah waktu untuk berperang,'' tegasnya.

Serangan udara Israel kemarin memang yang paling dahsyat dalam sepuluh tahun terakhir. Dari Jerusalem, wartawan BBC Paul Wood melaporkan, beredar kabar bahwa serangan udara akan diikuti dengan serangan darat.

Lawan-lawan Israel langsung meradang. Para pemimpin Hamas menyerukan serangan balasan, termasuk serangan bunuh diri. ''Kami akan membalas sampai titik darah penghabisan,'' tegas Juru Bicara Hamas Fawzi Barhoum. Imbauan itu langsung disambut dengan tembakan roket-roket pejuang Palestina di Qassam ke wilayah Israel. Seorang wanita tewas dan empat warga Israel terluka akibat serangan roket itu di kota Israel, Netivo.

Aksi solidaritas muncul di Tepi Barat, wilayah lain yang dihuni penduduk Palestina, dan negara-negara Arab. Ratusan warga Jordania dengan marah mendatangi kantor perwakilan PBB di kota Amman. ''Hamas, jangan menyerah. Kalian adalah kanon dan kami siap menjadi peluru-peluru kalian,'' teriak mereka sambil mengibar-ngibarkan bendera hijau Hamas.

Di Beirut, puluhan pemuda memenuhi jalan-jalan sambil menembakkan senjata ke arah wilayah Israel. Sementara itu, di kamp pengungsi Palestina di Yarmouk, Syiria, ratusan orang meminta negara-negara Islam bersatu melakukan serangan balasan ke Israel.

Dari Tepi Barat, Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas mengutuk serangan Israel. Pemimpin faksi Fatah yang diusir dari Gaza oleh Hamas pada 2007 itu mendesak semua pihak untuk menahan diri.

Mesir yang berbatasan langsung dengan kota Gaza juga mengutuk keras aksi brutal itu. Kantor Kepresiden Mesir dalam pernyataannya yang dikutip kantor berita MENA tadi malam mengimbau agar diberlakukan kembali gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza. Mesir juga menuntut Israel bertanggung jawab atas korban tewas dan cedera akibat serangan itu. ''Mesir akan terus melakukan kontak-kontak untuk menciptakan iklim yang kondusif guna mengembalikan masa tenang dan mencapai rekonsiliasi antarfaksi Palestina,'' katanya.

Pernyataan Kantor Presiden Mesir juga menyebutkan, Presiden Husni Mubarak telah memerintahkan agar pintu penyebarangan Rafah di perbatasan antara Mesir dan Gaza yang ditutup akibat blockade Israel agar dibuka untuk para korban Palestina. Selain itu, fasilitas-fasilitas medis Mesir disediakan untuk melayani semua korban serangan udara Israel.

Sekretaris Liga Arab Amr Mussa menyatakan akan menggelar pertemuan mendadak hari ini untuk membahas agresi Israel itu. Dia juga meminta Libya, anggota liga Arab yang juga menjadi anggota Dewan Keamanan PBB, meminta ada pertemuan mendadak untuk membicarakan serangan tersebut.

Pada bagian lain, AS dan sekutunya, seperti biasa, memberikan komentar yang mengartikan bisa memahami tindakan yang diambil Israel. ''Kami meminta Israel untuk menghindari korban sipil dalam tindakan mereka memburu para teroris,'' bunyi pernyataan resmi gedung putih.